Minggu, 14 Juni 2015

RESENSI FILM DIBALIK 98

TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (SOFTSKILL)
DOSEN: IBU METI NURHAYATI

Tugas Kelompok Menonton Film Indonesia & Resensi
2EA18
Nama anggota:
Agung Nur Prabowo (10213355)
Indri Sugiastiwi (14213407)
Jazmi Karami (14213612)
Miftahul Fauzan (15213476)
Nadiyah Haniyati Farhana (16213290)
Niken Aulia Hasanah (16213428)
Wati Mekar Sari (19213235)
Depok, Indonesia
2014- 2015
Tugas SoftSkill
Resensi Film Di Balik 98

IDENTITAS
v  Produser: Affandi Abdul Rachman
v  Sutradara: Lukman Sardi
v  Penulis: Samsul HadiIfan Ismail
v  Tanggal rilis : Kamis, 15 Januari 2015
v  Durasi: 106 Menit
v  Studio: MNC Pictures
v  Sumber: filmindonesia.or.id


PEMERAN
Chelsea Islan : Sebagai Diana
Boy William : Sebagai Daniel
Donny Alamsyah : Sebagai Bagus
Ririn Ekawati : Sebagai Salma
Teuku Rifnu Wikana: Sebagai Rachmat
Bima Azriel : Sebagai Gandung
Verdi Solaiman : Sebagai Karumga
Alya Rohali : Sebagai Mbak Dayu
Fauzi Baadilla : Sebagai Rahman
Agus Kuncoro : Sebagai BJ Habibie
Amoroso Katamsi : Sebagai Presiden Soeharto
Marissa Puspitasasri : Sebagai Lusi
Elkie Kwee : Sebagai Papa Daniel
Iang Darmawan : Sebagai Harmoko
Zulkifli Nasution :  Sebagai Saadilah Mursyid
Asrul Dahlan : Sebagai Sintong Panjaitan
Eduwart Soritua : Sebagai Amin Rais
Agus Cholid : Sebagai Ginanjar Kartasasmita
Guntoro Slamet : Sebagai Hamami Nata
Nursalim Mas : Sebagai Sutiyoso
Rudie Purwana : Sebagai Syafrie Syamsudin
Meulela Meurah : Sebagai Syarwan Hamid
Gito Juwono : Sebagai Zaki Anwar Makarim
Nugraha : Sebagai Nurcholis Madjid

Sinopsis
Kisah perjuangan keluarga dan pengorbanan cinta melewati tragedi Mei 1998.
Letnan Dua Bagus bimbang ketika harus berhadapan dengan situasi luar biasa itu. Tanggung jawab sebagai petugas pengamanan harus berbenturan dengan kewajiban untuk menjaga istrinya, Salma, pegawai Istana negara, yang sedang hamil besar. Salma terjebak dalam kerusuhan dan dinyatakan hilang. Tekanan dari  atasan: Bagus harus mengutamakan tugas dan sebagai laki-laki pantang untuk menjadi cengeng hanya karena peristiwa kecil.
Kerusuhan memaksa Presiden Soeharto pulang dari Kairo lebih awal. Pemerintah dihadapkan pada situasi yang sulit. Tokoh masyarakat dan beberapa perwakilan Ormas secara langsung meminta Presiden Soeharto mundur. Namun ia bergeming dan berencana membentuk komite dan kabinet reformasi untuk menjawab tuntutan tersebut.
Sementara itu, nasib baik enggan untuk berpihak kepada Bagus. Diana, adik iparnya, aktivis reformasi, harus berbenturan pendapat dengan kakaknya ketika mengetahui Salma kakaknya hilang di tengah peristiwa kerusuhan. Diana menuduh Bagus tidak bisa menjaga Salma. Keadaan semakin pelik ketika Daniel, pacar Diana, keturunan Tionghoa yang juga ikut berjuang menuntut perubahan, harus kehilangan ayah dan adiknya dalam kerusuhan. Bahkan Daniel hampir terjebak sweeping warga yang menyaring orang-orang Non Pribumi, yang saat itu menjadi puncak issue rasial di Indonesia. Untungnya Daniel selamat dan menemukan keluarganya lalu ikut exodus meninggalkan Indonesia.
Presiden Soeharto membentuk komite dan kabinet reformasi yang tidak mendapat tanggapan positif. Bahkan ketua MPR Harmoko meminta Presiden untuk mengundurkan diri. Selain itu ada 14 menteri menolak tergabung dalam kabinet reformasi.
Salma terselamatkan dan dibawa ke sebuah rumah sakit. Di saat detik kelahiran anak pertamanya, Bagus dan Diana menemukan Salma. Bayi yang mereka nantikan dilahirkan.
17 Tahun berlalu. Daniel kembali ke Jakarta dengan membawa abu kremasi ayahnya. Ayahnya ingin beristirahat untuk selama-lamanya di tanah kelahirannya itu. Daniel menemukan Diana. Keduanya masih memiliki semangat yang sama untuk melanjutkan semangat reformasi.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
Kelebihan
Film Di Balik 98 pada adegan diskusi Presiden Soeharto dengan Wapres BJ Habibie atau dengan Mbak Tutut maupun Pak Harmoko. Semua tersajikan secara detail, seolah itu menjadi cerita utama. Menjadi kelebihan karena peristiwa-peristiwa itu dimainkan secara apik pula oleh para aktor senior yang memerankannya.

Kekurangan
 Film Di Balik 98 ada pada scoring film itu sendiri. Beberapa lagu maupun musik yang dipilih terdengar tidak begitu sesuai dengan adegan yang sedang berlangsung. Ada pula iringan yang terdengar terlalu menggebu sehingga menutupi dialog dari para pemain. Singkatnya, pembangunan emosi penonton akhirnya terpengaruh oleh ketidaksesuaian scoring.

PENDAPAT KAMI
Film ini mengingatkan kita kembali pada tragedi 98 yang terjadi pada masa lalu, bisa dibilang masa lalu yang kelam bagi bangsa Indonesia. Terjadi pada mahasiswa yang sampai di masa sekarang jika  ditanggal yang sama kebanyakan mahasiswa #MenolakLupa pada tragedi mahasiswa TRISAKTI yang meninggal pada tahun 98. Di film ini banyak pemain yang sangat berpengalaman dalam berakting sehingga dapat membawa karakter masing – masing pemain sangat mendalam. Suasana yang diciptakan dan atribut yang digunakan sangat mendukung seperti kejadian yang aslinya pada tahun 1998. Film ini layak untuk di tonton untuk semua usia, dikarenakan film ini memberikan sejarah yang pernah terjadi pada masa lalu. Itinya film ini adalah film yang sangat bagus.

Sumber:


 *      Catatan:
Dikarenakan waktu film di rilis kami tidak sempat menonton bersama di bioskop, maka kami hanya bisa menonton film di kelas dan inilah bukti foto kami di kelas

1 komentar: