Bila
saja tujuh keajaiban dunia bisa ditambah dan tidak hanya terdiri dari
karya arsitektur, tapi juga orang, maka Warren Buffett boleh diusulkan
sebagai salah satunya. Bayangkan saja, dalam sekitar 29 tahun, ia bisa
meroketkan modalnya dari 100 dolar AS menjadi 57,4 miliar dolar AS pada
Mei 1999. Forbes, majalah ekonomi kelas dunia, pada 2005 menempatkan
Buffett sebagai pengusaha terkaya kedua di dunia setelah William Gates
alias Bill Gates pemilik Microsoft.
Jika
kekayaan Gates 46,5 miliar dolar AS, maka Buffett 44 miliar dolar
AS.Keping-keping uang Buffett diperoleh dari keuntungan sesudah membeli
perusahaan-perusahaan terdaftar di pasar modal yang dapat diakses setiap
investor.
Setelah
selama 13 tahun berada pada posisi manusia paling kaya sejagad,
akhirnya dominasi Bill Gates harus tergeser oleh Warren Buffett sebagai
manusia paling kaya di dunia versi majalah Forbes. Kekayaan Buffett
sekitar US$ 62 miliar. Posisi nomor dua manusia paling kaya didunia
diduduki Carlos Slim HelĂș, seorang jutawan dari Meksiko dengan kekayaan
US$ 60 miliar. Sedangkan Bill Gates posisinya turun ke urutan ke 3
dengan kekayaan US$58 miliar.
Pada
tahun 2007, kekayaan Buffett naik sebanyak US$ 10 miliar dari nilai
sebelumnya US$ 52 miliar menjadi US$ 62 miliar, nilai kekayaan tersebut
setara dengan Rp 570 triliun. Semua kekayaan Buffett tersebut dihitung
berdasarkan nilai sahamnya di perusahaan Berkshire Hathaway dan aset
lainnya yang dimilikinya. Warren Buffett, seorang pebisnis dan investor
yang memiliki ketajaman pikiran yang diumpamakan Albert Einstein,
Picasso dan Croesus digabungkan dalam satu tubuh. Ya, Warren Buffett
yang sering disebut “Oracle from Omaha” ini telah menggeser dominasi
Bill Gates, seorang pendiri raksasa piranti lunak Microsoft, yang telah
mendominasi daftar orang terkaya di dunia selama kurang lebih 13 tahun.
Sebenarnya
bisa saja Bill gates tetap berada di singgasananya tahun ini, namun
langkahnya menawar Yahoo! pada bulan Februari yang lalu ternyata
diragukan pasar, dan hal ini mengakibatkan turunnya nilai saham
Microsoft sampai 13%. Otomatis kekayaan Bill Gates yang masih tertumpu
di Microsoft tersebut juga ikut tergrogoti. Jika pada pada tahun 2007
harta Buffett naik sebanyak US$ 10 miliar, maka kekeyaan Bill Gates
hanya naik sebanyak US$ 2 miliar menjadi US$ 58 miliar.
Kisah
tentang Sang Bijak dari Omaha ini dapat ditemukan dimana-mana. Sangat
banyak buku yang membahas langkah investor papan atas ini.
Langkah-langkah bisnisnya sangat mempesona dan cerdik sehingga selalu
menjadi buruan para wartawan bisnis dan selalu menjadi perhatian para
investor perorangan. Begitu banyak pula media yang telah menulis tentang
sosoknya. Yang menarik hampir setiap langkah yang diambil Buffet adalah
sebuah langkah investasi, dengan membeli saham perusahaan.
Tahun
lalu sempat muncul rumor di milis investor perorangan bursa Jakarta,
bahwa sang investor fundamental Warren Buffett “berbelanja” saham di
Bursa Efek Jakarta. Segera saja para anggota milis menebak saham apa
kira-kira yang akan diborong investor kelas wahid tersebut. Selain itu,
ditoko-toko buku dapat ditemukan beberapa buku panduan investasi yang
mengupas cara-cara sukses melakukan investasi ala Buffett.
Pria
kelahiran 30 Agustus 1930 di Omaha, Nebraska yang sudah secara total
berkecimpung di bursa, boleh disebut sebagai salah seorang ikon pasar
modal. Perjalanan karier suami almarhumah Susan Buffett di pasar modal
sungguh panjang. Setelah menempuh studi untuk mendapat gelar master di
Columbia Graduate Business School, pada 1951-1954, Buffett bekerja
sebagai salesman investasi di Omaha. Sesudah itu, pria yang mendapat
gelar kehormatan The Sage of Omaha (Orang Pandai dari Omaha) dari warga
Kota Omaha, pindah ke New York untuk bekerja sebagai analis sekuritas di
Graham-Newman Corporation.
Buffett
tak lama bekerja di perusahaan milik Benjamin Graham, salah seorang
yang dianggap Buffett sebagai maha guru pasar modal. Sebab pada
1956-1969 bermodalkan US$ 100 dia mengelelola dana milik orang-orang
kaya Nebraska di Omaha. Perusahaan investasi yang sukses itu akhirnya
dijual dan dibubarkan. Para investornya tersenyum puas karena rata-rata
mengantongi keuntungan 30,4 persen per tahun.
Langkah
awal Warren Buffet yang strategis adalah di tengah menjalankan fungsi
sebagai manajer investasi itu, pada 1965 Buffett membeli Berkshire
Hartaway seharga US$ 8 per lembar. Tiga tahun kemudian, ia berhasil
menjadi pemegang saham terbesar perusahaan tersebut. Dengan cerdik, ia
memutar uang perusahaan yang menganggur dalam bentuk investasi, misalnya
dengan membeli perusahaan asuransi, perusahaan permata, utilitas dan
makanan melalui Berkshire Hathaway. Di tangan Buffett, perusahaan itu
terus meroket. Selama lebih dari 34 tahun para pemegang saham memperoleh
tingkat pengembalian tahunan sekitar 24,7 persen. Artinya, siapa saja
yang menanam 10 ribu dolar AS pada 1965, maka nilai kekayaannya menjadi
51 juta dolar AS pada 1999. Luar biasa. Kini, setelah 46 tahun, saham
kelas A Berkshire Hathaway telah meroket luar biasa, dan sempat mencapai
US$ 150.000 per lembar saham. Melalui perusahaan ini pula, ia dapat
menguasai saham beberapa perusahaan kelas dunia (walau tidak menjadi
pemegang saham pengendali) seperti pada Coca Cola, Anheuser-Busch,
WellFargo dan Kraft Food. Langkah bisnis terbarunya, pada desember 2007
lalu ia mengakuisisi perusahaan manufaktur dan jasa , Momon Holding
dengan nilai US$ 4,5 miliar.
Pasar bertugas melayani Anda bukan membimbing Anda. Dompetnya dan bukan kearifannya yang Anda butuhkan, katanya suatu saat.
Strategi
investasinya sederhana. Dia tak ingin dipusingkan oleh rumor yang
setiap hari berseliweran dikalangan para investor saham. Warren Buffet
berfokus pada perusahaan yang punya potensi untuk berkembang, tetapi
masih berharga murah untuk dibeli. Langkah investasi Buffet sangat
berbeda dari langkah George Soros, sang spekulan valas (forex) kelas
kakap, yang pernah diisukan sebagai orang yang bertanggungjawab atas
merosotnya nilai tukar rupiah terhadap US$ pada tahun 1998 dan
menyebabkan Indonesia Krismon bahkan perdana menteri malaysia saat itu
Mahatir Muhammad sangat beramterhadap Soros karena dianggap penyebab
krismon di ASEAN.Seorang spekulan saham biasanya : Beli saat harga
rendah, berharap dan menunggu, lalu jual kembali saat harga tinggi.
Spekulan saham lebih fokus bermain untuk jangka pendek dan mendapatkan
gain/ keuntungan berupa selisih dari harga jual di kurangi harga beli.
Robert T kiyosaki sendiri menyebut investor jenis ini sebenarnya bukan
investor yang melakukan investasi, tetapi lebih mirip penjudi dipasar
saham (spekulasi). Investor jenis juga ini dikenal sebagai investor
“ji-go-bur”, investor yang jika sudah mendapatkan keuntungan ala
jigo-gocap, beli saham pada harga Rp 25 lalu jual kembali pada harga Rp
50, bahkan spekulan saham seringkali membeli saham di pagi hari dan
menjualnya di sore hari.
Keputusannya
melakukan investasi didasarkan pada nilai intrinsik perusahaan, tidak
pada kenaikan harga saham yang didongkrak alias “digoreng”.
Warren
Buffett memegang saham (melakukan investasi) dalam jangka panjang dan
tidak melakukan transaksi jual beli saham dalam jangka pendek. Mungkin
banyak orang yang belum tahu satu hal yang selalu dilakukan Warren
Buffett dan menjadi pertimbangannya dalam membeli saham sebuah
perusahaan, yaitu melihat apakah cerobong asap perusahaan masih
mengepul, baginya ini merupakan salah satu indokator perusahaan tersebut
benar-benar masih eksis dan operasional.
Selain itu, Warren Buffett hanya mau melakukan investasi pada perusahaan yang bisnis atau produknya ia kenal dengan baik. Warren Buffet tidak pernah menggunakan prinsip “membeli saham” tetapi “membeli bisnis” (buying a business not share).
Ia
membeli saham coca-cola dan tidak pernah menjualnya, walau saham
Coca-Cola sempat jatuh pada tahun 1998-1999, ia tetap melihat pada tren
jangka panjang dan tetap memertahankan saham Coca-Cola hingga saat ini.
Itulah
sebabnya, ia tidak pernah mau membeli saham Microsoft atau perusahaan
dotcom. Pada saat tahun 2.000 – an bisnis internet booming, eforia
melanda semua orang di pasar saham dan beramai-ramai membeli saham
dotcom. Tetapi Waren Buffett tidak ikut-ikutan membeli saham dotcom
seperti halnya investor lain. Walaupun ia pernah ditertawakan investor
lain karna ia tidak mau membeli saham dotcom seperti yang lainnya,
sekarang justru ia yang tertawa paling akhir karena ternyata sebagian
besar investasi di dotcom tersebut hangus. Ia selamat dari badai dotcom
awal tahun 2.000-an karena ia tidak mengenal bisnis dotcom dan oleh
karenanya tidak berinvestasi disana. Ia bukan seoran investor yang
ikut-ikutan, tetapi memiliki pertimbangan bisnis sendiri didalam
dirinya. Saham perusahaan berbasis internet seperti Global Crossing dan
Etoys.com pernah mencapai US$ 80 per unit, namun sekarang saham-saham
tersebut sudah tidak berharga. Tentu saja penilaian warren Buffet tidak
cocok pas untuk saham Google.
Warren
Buffett dalam membeli sebuah saham perusahaan yang masuk dalam
kreterianya, tidak pusing dengan tabel, rumus grafis dan analisis
teknikal. Hal yang lebih di analisanya adalah fundamantal perusahaan
tersebut. Buku favoritnya ialah The Intelligent Investor karya Ben
Graham, gurunya. menurut Graham, berinvestasi adalah berkenaan dengan
bagaimana memahami gambaran besar, dan bukan terpaku pada detail-detail
teknis.
Dua
guru Warren Buffett mengaku mengagumi pula, selain Benjamin Graham,
Philip Fisher. Dua orang yang dianggap sebagai maha guru oleh Buffett
memiliki karakter investasi yang berbeda. Graham lebih dikenal dengan
strategi investasi nilai. Saat memilih saham, Graham selalu mendasarkan
pada analisis fundamental keuangan perusahaan dan strategi
diversifikasi. Artinya, Graham menekankan pada kriteria kuantitatif,
selalu mencari saham yang harga pasar jauh di bawah harga wajar.
Sebaliknya, Philip Fisher lebih menekankan pada kriteria kualitatif.
Menurut Fisher, sebelum membeli saham sebuah perusahaan, lihat dulu tim
manajemen pengelolanya, bagaimana cara perusahaan tersebut dikelola.
Buffett melihat, ada kesamaan dari kedua orang pakar tersebut. Keduanya
sukses dan sama-sama berpikir jangka panjang untuk setiap investasi.
Graham misalnya menganjurkan agar investor memilih saham yang layak
dipegang, meski pun pasar saham mendadak tutup besok. Sedangkan Fisher
memberi contoh lewat cara dia memegang saham Texas Instrument, yang
dibeli sejak awal perusahaan tersebut melakukan private placement. Nah,
Buffett sang brilian, mencoba menggabung strategi Graham dan Fisher.
Selalu Menciptakan Nilai Tambah
Perusahaan yang dibelinya akan diperbaiki sebaik mungkin, fundamental
bisnisnya ditingkatkan sehingga kinerja keuangannya semakin sehat dan
baik. Perusahaan yang sebelumnya akan gulung tikar, olehnya bisa dirubah
menjadi perusahaan seksi yang ibarat gula yang sangat menarik untuk
dikerubuti oleh para investor. Jangan heran jika harga saham Berkshire
Hathaway – – perusahaan yang digunakan sebagai alat untuk membeli banyak
perusahaan – – harga sahamnya terus meningkat di pasar modal.
Namun,
strategi bisnis Warren Buffett yang didasarkan pada kesabaran dan
ketelatenan itu mungkin lebih cocok diterapkan pada negara dimana bursa
sahamnya memiliki sistem yang bagus dan kuat, dimana kontrol pengawas
harus kuat dan selain itu emiten (perusahaan penerbit saham) haruslah
jujur. Namun dibeberapa bagian dunia ini tidak semua sistem bursa
sahamnya bagus dan kuat, karena ada yang pengawas bursanya bisa disuap
dan berisi perusahaan yang tidak kredibel.
Inti Dari Cara Buffett Memilih Saham
*.
Buffett selalu membeli perusahaan yang bisnisnya sederhana dapat
dipahami. Perusahaan memiliki kinerja masa lalu yang konsisten dan juga
memiliki prospek jangka panjang yang menjanjikan. Dasar inilah yang
membuat Buffett tidak mau masuk ke Microsoft. Jika Anda tak memahami
bisnis suatu perusahaan, Anda tak dapat membuat penilaian rasional
terhadap nilai investasinya. Selain itu, manajemen perusahaan harus
memiliki tiga persyaratan, yaitu harus rasional, terbuka kepada pemegang
saham, tidak meniru manajemen perusahaan lain dan harus mengalokasikan
uang perusahaan ke investasi yang memiliki nilai tambah bagi pemegang
saham.
*.
Buffett akan membeli perusahaan yang tingkat pengembalian ekuitas (ROE)
bagus, bukannya pendapatan per saham. Selisih laba mesti tinggi dan
setiap dolar yang ditahan oleh perusahaan, perusahaan dapat menciptakan
minimal sedolar nilai pasar perusahaan.
*.
Buffett hanya membeli saham jika harganya menarik. Maksudnya, adalah
saat harga saham jatuh ke bawah harga wajar hasil analisis, dengan dasar
perusahaan itu beroperasi terus dan sehat. Selisih harga pasar dan
harga wajar ini berfungsi sebagai marjin aman (margin of safety), yang
dapat mengurangi kerugian karena salah hitung. Marjin ini juga jadi
salah satu sumber keuntungan jika saham kembali ke harga normal.
Kekayaan
Warren Buffett yang luar biasa banyak itu tidak terkumpul dalam satu
dua tahun. Tetapi dimulai dari masa mudanya, dimana dia mulai memutar
otak dalam mengembangkan asetnya. Kemampuan finansialnya sudah terasah
sejak kecil, pada waktu anak-anak sebayanya senang bermain sepakbola.
Dan dia adalah seorang individu yang bisa mengambil pelajaran dari masa
kecilnya.
Warren
Buffet kecil, pada saat berusia enam tahun, membeli 6 Coca-Cola dari
toko kakeknya seharga 20 sen. Dan kemudian dia menjual kembali
kaleng-kaleng bekas minuman tersebut dengan harga nikel dan mendapatkan
untung sebesar 5 sen.
Anak
dari tiga bersaudara ini mulai menciptakan “nilai tambah”. Misalnya,
pada usai 11 tahun, ia nyambi sebagai seorang loper koran. Tetapi dia
mengunakan sebagian waktunya untuk mengelilingi lapangan golf, mencari
bola golf yang hilang, lalu kemudian menjual bola golf yang dia temukan
kepada para pemain golf disekitar lapangan golf tersebut dengan harga
murah.
Masih
pada usia 11 tahun, Warren Buffett mendapatkan pelajaran penting dalam
berinvestasi, yaitu : BERSABARLAH ! Ceritanya begini, pada saat ia
membeli saham pertamanya, berupa tiga unit saham Cities Service
Preferred dengan harga US$ 38,25 per saham untuk dia dan kakaknya,
Doris. Beberapa waktu setelah membeli saham tersebut, ternyata harga
saham tersebut malah berkurang menjadi US$ 27 per saham. Dengan perasaan
was-was dan penuh kesabaran ia menunggu harga saham tersebut naik dan
tidak mengalami kerugian, dan perlahan-lahan harga saham tersebut
kembali naik dan pada saat harga saham tersebut mencapai US$ 40, ia
menjualnya.
Dengan
demikian ia mendapatkan untung hampir US$ 2 per lembar. Namun, kemudian
ia menyesal, karena ternyata harga saham Cities Service Preferred terus
meroket mencapai US$ 200 per sahamnya. Dari kejadian tersebut dia
mendapatkan pelajaran untuk tidak terburu-buru menjual sahamnya.
Pada
saat berusia 14 tahun dan masih berada di bangku SMA, sambil bekerja ia
bisa menghasilkan US$ 1,200, uang tersebut digunakannya untuk membeli
tanah pertanian seluas 40 ha, setelah itu tanah tersebut ia sewakan
kepada petani lokal. Dengan demikian ia sudah dapat menciptakan passive
income dari sewa tanah tersebut.
Kedemawanan sangat tinggi
Kematian
orang yang dicintai sering kali membawa dampak yang besar kepada orang
yang ditinggalkan. demikianlah yang terjadi kepada orang terkaya nomor 1
di dunia tahun 2008, Warren Buffet. setelah Susan, istrinya meninggal
tahun 2004 lalu, Buffet merasa hidupnya kosong. ia mengaku shock dengan
kematian istrinya yang saat itu berusia 72 tahun. Ia hampir tidak pecaya
ketika Tuhan memanggil istrinya. Sejak saat itu ia terus berpikir
bagaimana ia dapat hidup dengan bahagia dan tentram salama sisa
hidupnya. Setelah berbulan-bulan merenung, Buffet membuat keputusan yang
sangat mengejutkan semua orang, yaitu menyumbangkan hampir 85% harta
yang ia miliki.
Pada
bulan Juni 2006, Warren Buffett mendermakan 10 juta sahamnya di
Berkshire senilai US$ 30,7 miliar alias sekitar 300 triliun rupiah,
hampir separo anggaran belanja negara (APBN) kita tahun 2007 kepada
yayasan Bill & Melinda Gates yayasan ini mendedikasikan kegiatannya
untuk memberantas kemiskinan dan memajukan pendidikan negara dunia
ketiga. Selain itu, ia juga menyumbangkan hartanya berupa saham di
Berkshire sebesar US$ 6,7 miliar untuk yayasan Susan Thompson Buffett.
Ia
juga memberikan donasi untuk calon presiden dari partai demokrat
Amerika, Barrack Obama dan Hillary Clinton. Tidak ada alasan lain bagi
Buffet untuk menyumbangkan hartanya itu selain pesan istrinya. Sebelum
meninggal, istrinya memang sempat memberikan amanat agar ia mau berbagi
kekayaannya kepada irang yang membutuhkan.. Jumlah sumbangan amal
Buffett tercatat sebagai sumbangan terbesar dalam sejarah Amerika.
Sebenarnya
Buffet bisa saja menyumbangkan dananya kepada yayasan Buffet Foundation
yang ia dirikan, namun ternyata pria 75 tahun ini lebih memilih
kekayaannya pada Gates Foundation. “saya sangat mengenal Bill dan
Melinda. Saya sering menghabiskan waktu bersama mereka. Dan selama ini,
saya mulai mengagumi apa yang mereka lakukan dengan yayasan mereka itu.
Bill membaca ribuan halaman tentang kemajuan medis dan cara memberikan
bantuan tiap tahunnya, saya megenal dua orang yang sangat sukses dan
saya tahu apa yang mereka lakukan. Saat itu, saya sadar telah menemukan
kendaraan yang tepat untuk mencapai tujuan saya”. Ujarnya.
Pria sederhana
Warren
Buffett walau menjadi manusia terkaya sejagad tetap sederhana dan
tinggal di kawasan Dundee, Omaha, yang dibeli olehnya pada tahun 1958.
Ia juga bersahabat baik dengan pasangan Bill dan Melinda Gates.
Sesungguhnya
Warren Buffett pernah berjanji untuk menyumbangkan kekayaannya setelah
ia meninggal. Namun, tampaknya ia bertindak lebih cepat dari dugaan,
karena Dengan hartanya yang begitu melimpah, Buffett bisa saja hidup
semewah mungkin di mana saja yang ia maui. Namun ia memilih hidup
sederhana di rumah yang dibelinya empat dekade lalu di Omaha. Menurut
majalah Adbuster
(http://adbusters.org/the_magazine/61/Avarice_As_An_Art.html), ia hanya
punya dua jet pribadi dan satu yacht mewah untuk untuk ber-glamour-ria.
Kalah jauh dibanding kemewahan para pebisnis dan pesohor lain yang
kekayaannya justru terpaut jauh di bawahnya.
Buffet
sama sekali tidak pernah ingin mewariskan kekayaannya kepada
anak-anaknya. Ia ingin anak-anaknya sukses dengan usaha sendiri dan
bukan mengandalkan kekayaan orang tua mereka. “Bukan hal rasional dan
benar untuk membanjiri mereka dengan uang. Kalau anda melakukan itu,
mereka akan menjadi besar kepala dan hanya mengandalkan warisan dari
orang tuanya” kata Buffet.
Ia
pun berkonsultasi dengan anak-anak dan orang terdekatnya akan
rencananya menyumbangkan 85% dari kekayaannya. Berat untuk diterima bagi
keluarganya, karena hal ini akan mendatangkan perubahan besar bagi
keluarganya. Namun keluarganya pun mengerti keputusan sang ayah.
Ia
berharap tindakannya itu mengilhami orang kaya yang bergemilang harta
untuk mengikuti dia. “ supaya harapan kecil bahwa yang saya lakukan ini
mendorong orang yang sangat kaya lainnya untuk mengembangkan sikap cinta
terhadap sesama dan suka menderma”. Katanya.
Buffet
mengaku sudah cukup puas dengan apa yang ia miliki sekarang dan apa
yang ia sudah pernah rasakan sampai saat ini. “ ini bukanlah hal gila
seperti seorang yang mati dengan membawa 1 miliar dolar kedalam liang
kuburnya. Satu masalah yang dihadapi sebagian orang kaya adalah ketika
mereka sudah tua. Saat itu, mereka sudah tidak berada di tahun kejayaan
mereka dan tidak punya banyak waktu lagi untuk mengalokasikan uang
mereka. Saya sangat beruntung karena saat ini saya masih bisa bertindak
seperti orang yang lebih muda,” katanya. “ saya menjadi kaya bukan
karena punya tambang emas atau warisan. Tapi semua itu lahir karena
kerja keras dan keterampilan yang benar di tempat yang tepat pada waktu
yang tepat pula,” kenangnya.
sumber: http://kisahsukses818.blogspot.com/2012/10/warren-buffet.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar